Choose to Challenge
oleh Karatika Eka Okirianti, S.Pd *)
Hari Perempuan Sedunia atau International Women’s Day yang diperingati setiap tanggal 8 Maret menjadi langkah dan inspirasi bagi kaum perempuan untuk selangkah lebih maju. Pada 2021 lalu, peringatan Hari Perempuan Sedunia mengusung tema “Choose to Challenge”. Berdasarkan informasi dari laman International Women’s Day (IWD) tema itu diambil sebagai bentuk aspirasi kaum perempuan bahwa mereka juga berani mengambil pilihan dan tantangan.
Tema “Choose to Challenge” ini mengandung makna bahwa perempuan bebas memilih untuk menunjukkan bahwa mereka dapat ikut serta dalam menantang dan menyerukan ketidaksetaraan gender. Perempuan juga dapat memilih untuk mencari dan merayakan pencapaian kaum mereka. Tema ini juga diharapkan dapat menjadi ajakan positif kepada kaum laki-laki untuk turut serta menciptakan dunia yang ramah terhadap perempuan.
Dalam tatanan kehidupan sosial masyarakat kita, perempuan sering kali diasumsikan sebagai kelompok gender yang lemah, bukan hanya secara fisik, melainkan juga secara psikologis, mental, dan spiritual. Bahkan tidak jarang ukuran seorang perempuan dilihat dari kecantikan paras dan fisik, padahal kecantikan sejati seorang perempuan justru terpancar dari attitude dan kecerdasannya.
Namun, perlu kita ingat bahwa perempuan yang cerdas bukanlah mereka yang selalu mendapatkan peringkat kelas semasa sekolah atau mereka yang lulus dengan predikat cumlaude ketika kuliah. Perempuan yang cerdas bukanlah mereka yang memiliki banyak gelar akademik dan prestasi, melainkan mereka yang memiliki mental kuat dan tidak mudah ditindas dengan berbagai stereotipe negatif.
Pada laman “The Job Network” dijelaskan bahwa perempuan yang cerdas adalah mereka yang memiliki karakter tegas, kuat, berani, mampu beradaptasi, memiliki passion (gairah), memiliki empati, mau menerima keterbatasan dan kekurangan dirinya, serta berusaha untuk selalu melakukan yang terbaik dalam hidupnya.
Perempuan cerdas adalah mereka yang mampu membagi waktu sesuai porsinya. Mereka tahu kapan waktunya bekerja, menyediakan waktu yang berkualitas untuk keluarga, dan beristirahat dalam rangka menjaga kesehatan mentalnya. Mereka juga tahu kapan harus mengatakan “tidak” dan kapan harus mengatakan “ya”.
Bahkan, perempuan dikatakan cerdas ketika mereka menyadari bahwa kesuksesannya tidak terwujud begitu saja, tetapi terjadi berkat dukungan dan doa dari orang-orang yang menyayanginya, sehingga mereka memperlakukan kolega dengan kebaikan dan rasa hormat.
Tema “Choose to Challenge” ini menurut saya sangat related dengan kondisi saat ini. Perempuan sudah saatnya memiliki peran sentral dalam pembangunan generasi. Dengan kecerdasan dan skills yang dimilikinya, perempuan dapat menjadi individu yang berpengaruh untuk kemajuan bangsa dan negaranya.
Seperti Ruth Bader Ginsburg, seorang hakim perempuan yang tergabung dalam tim Kejaksaan Tinggi Amerika Serikat. Ia merupakan sosok perempuan yang dapat menciptakan lingkungan politik yang kondusif dan aman di Amerika Serikat. Selain berkiprah sebagai hakim, Ruth Bader Ginsburg juga kerap menyuarakan tentang isu penyalahgunaan hak kepemilikan senjata, isu aborsi, dan isu-isu lainnya yang sering kali merugikan pihak perempuan.
Di India, ada Sonia Gandi, seorang tokoh perempuan yang menjadi pemimpin utama Kongres Nasional India dan Aliansi Persatuan Pergerakan India. Sonia dikenal sebagai sosok yang kerap bersinggungan dengan rakyat kelas bawah. Kerendahan hatinya telah membuktikan bahwa sisi empati perempuan dapat menjadi kekuatan untuk mengubah dunia.
Mary McAleese, mantan Presiden Irlandia, juga merupakan salah satu tokoh perempuan yang paling berpengaruh di dunia. Dalam kepemimpinannya, Mary mampu mengembangkan perekonomian negara yang dipimpinnya menjadi negara dengan kondisi perekonomian yang kondusif. Ia juga mampu membawa Irlandia menduduki posisi kedua sebagai negara dengan penghasilan per kapita tertinggi di dunia.
Di bidang seni, J.K. Rowling, penulis novel Haryy Potter, mampu menjadikan dirinya sebagai penulis paling berpengaruh di dunia. Novel ciptaannya terjual lebih dari 400 juta kopi di seluruh dunia dan berhasil meraih sejumlah penghargaan bergengsi dari berbagai negara. Bahkan novelnya itu diadaptasi ke dalam sebuah film dan berhasil menjadi film fantasi ikonik yang terkenal hampir di seluruh belahan dunia.
Di Indonesia, kita memiliki Raden Ajeng Kartini. Ia merupakan sosok pelopor persamaan derajat perempuan yang mendedikasikan intelektualitas, gagasan, dan perjuangannya untuk mendobrak ketidakadilan yang dihadapi. Sebagai pemikir dan penggerak emansipasi perempuan, Raden Ajeng Kartini menjadi sumber inspirasi perjuangan perempuan yang mengidamkan kebebasan dan persamaan status sosial.
Dan pada peringatan Hari Perempuan Sedunia pada 8 Maret 2021 lalu, Mendikbudristek, Nadiem Anwar Makarim, menantang anak-anak Indonesia untuk melakukan hal serupa dengan menyerukan “We Choose to Challenge You!”. Nadiem menantang anak-anak, khususnya kaum perempuan, untuk mengembangkan kecerdasan dan keterampilannya agar menjadi perempuan yang hebat, kuat, cerdas, unggul, serta mampu berkiprah di kancah internasional.
Definisi perempuan yang kuat di sini bukanlah mereka yang tidak pernah jatuh, melainkan mereka yang mampu bangkit setelah berbagai masalah dihadapinya. Perempuan yang hebat bukanlah mereka yang tidak pernah melakukan kesalahan, melainkan mereka yang mampu belajar dari kesalahannya. Tanpa meninggalkan kodratnya, sisi feminisme perempuan terbukti dapat menjadi sebuah kekuatan untuk mengubah dunia.
***
*) Guru Bahasa Indonesia SMP 7 Tegal
Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
Tips & Trik Jadikan Ramadanmu Lebih Bermakna
Oleh Yuli Arofah, S.Pd.I *) Ramadan adalah bulan suci bagi umat Islam di seluruh dunia. Setiap tahun, umat Muslim di seluruh dunia menyambut kedatangan bulan Ramadan dengan s
Psychological Well-being Ala Nabi
Oleh Mochamad Fahmi, S.Pd.I, M.Pd *) Di era yang dipenuhi dengan loncatan teknologi dan tekanan ekonomi, banyak di antara kita yang merasa kehilangan arah dan tujua
Mengasah Disiplin Sejak Dini: Kunci Sukses bagi Anak Remaja
Oleh: Firyal Baraba,S.Psi *) Di sebuah SMP yang terletak di pinggiran kota, ada seorang siswi bernama Maya. Maya adalah contoh teladan dalam hal disiplin. Setiap pagi, di
Jurnalistik Sebagai Media Curah Gagasan Siswa
Oleh Sri Ayu Rakhmi, S.Pd. *) Di era digital, manusia butuh untuk terus bertumbuh dan berkembang dari segala sisi keterampilan. Hal itu menuntut manusia untuk selal
Gerbang Emas untuk Generasi Emas Meraih Kesuksesan
Oleh Kartina Margiyani, S.Pd *) Setiap orang pasti mempunyai keingginan bisa menjadi manusia yang bermanfaat, menjadi generasi yang berpotensi, dan bisa berkontribusi sec
Stoikisme: Tiga Prinsip yang Membuat Hidup Bahagia
Oleh: Karatika Eka Okirianti, S.Pd. *) Cuaca yang cerah, hidup yang tenang, pencapaian-pencapaian yang selalu berulang, hal itu mungkin akan menjadikan seseorang mudah mer
Menghasilkan Cuan Ala Affiliator TikTok
oleh Istianatul Izzah, S.Pd *) Seiring perkembangan teknologi informasi secara tidak langsung membawa perubahan di masyarakat, salah satunya maraknya penggunaan media s
Fenomena Rude Words pada Gen Z dalam Perspektif Islam
Oleh: Yuli Arofah, S.Pd.I *) Generasi Z atau yang populer dengan sebutan gen Z yang lahir antara pertengahan 1990-an hingga awal 2000-an, hidup dalam era digital yang penuh dengan kema
Kenakalan Remaja dan Bahaya Ucapan Toxic
Kenakalan Remaja dan Bahaya Ucapan Toxic: Menggali Akar Masalah dan Solusi Kenakalan remaja merupakan fenomena kompleks yang melibatkan berbagai faktor, salah satunya a
Dampak Gangguan Bermain Game Terhadap Kinerja Akademis: Pelajaran Berharga untuk Generasi Muda
Di sebuah kota kecil, seorang anak SMP bernama Ryan terjebak dalam kecanduan game online. Setiap waktu luangnya dihabiskan di depan layar, mengabaikan teman-teman dan pelajaran. Orangtu